CD Skripsi
Pengaruh Pemberian pupuk Organik Dan Anorganik Terhadap Pertumbuhan Bibit KAKAU
Kakao (Theobroma cacao.L) merupakan salah satu komoditas ekspor yang
cukup potensial sebagai penghasil devisa negara, sehingga kakao mempunyai arti
penting dalam perekonomian Indonesia. Kakao menduduki urutan ketiga pada sub
sektor perkebunan setelah kelapa sawit dan karet. Kakao dapat juga digunakan
sebagai penyedia bahan baku untuk industri dalam negeri, baik industri bahan
makanan maupun industri kosmetik dan farmasi. Disamping itu juga merupakan
tempat tersedianya lapangan kerja bagi penduduk di daerah sentra produksi.
Pembibitan merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh bibit tanaman
kakao yang baik untuk pertanaman di lapangan. Bibit yang baik membutuhkan unsur
hara yang cukup dan tersedia selama pertumbuhannya. Salah satu usaha yang perlu
dilakukan adalah dengan melakukan pemupukan, pupuk yang diberikan dapat berupa
pupuk organik dan pupuk anorganik ke dalam media pembibitan.
Pupuk organik dapat memperbaiki sifat fisika, kimia, dan biologi tanah dan
sifatnya slow release. Pemberian pupuk anorganik lebih efektif bila kondisi fisik
tanah lebih baik, dengan pemberian pupuk organik dapat mengefektifkan pupuk
anorganik yang diberikan sehingga diharapkan kombinasi perlakuan antara pupuk
anorganik dengan pupuk organik dapat mengurangi pemakaian pupuk anorganik.
8
Penelitian ini telah dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian
Universitas Riau, Pekanbaru. Penelitian ini berlangsung selama 4 bulan dimulai dari
bulan Juli sampai dengan Oktober 2007. Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) secara faktorial dengan dua faktor
dan tiga ulangan. Faktor 1 adalah pemberian pupuk organik (B) yang terdiri dari 3
taraf , yaitu B0 (tanpa pemberian pupuk organik), B1 (pemberian pupuk kandang ayam
dosis 50 g/polybag (20 ton /ha), B2 (pemberian bokashi kulit buah kakao dosis 50
g/polybag (20 ton /ha). Faktor 2 adalah pemberian pupuk NPK (N) yang terdiri dari 4
taraf, yaitu N0 (tanpa pemberian pupuk NPK), N1 (pupuk NPK dengan dosis 2
g/polybag), N2 (pupuk NPK dengan dosis 3 g/polybag), N3 (pupuk NPK dengan dosis
4 g/polybag). Kemudian dilakukan uji lanjut dengan DNMRT pada taraf 5 %.
Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai), lilit batang
(cm), laju tumbuh relatif (g g-1 bulan –1), laju asimilasi bersih (g g-1 cm –2 bulan –1)
dan rasio tajuk akar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi perlakuan pupuk organik dan
pupuk NPK meningkatkan secara nyata terhadap pertumbuhan lilit batang. Pemberian
pupuk organik dengan pupuk NPK cenderung dapat meningkatkan pertumbuhan
tinggi bibit, jumlah daun, Laju Tumbuh Relatif (LTR), Laju Asimilasi Bersih (LAB)
dan Rasio Tajuk Akar (RTA). Secara umum pemberian perlakuan pupuk kandang
ayam dengan pupuk NPK 2 g/polybag (BINI) serta pupuk bokashi kulit kakao dengan
tanpa pupuk NPK (B2N0) dapat meningkatkan pertumbuhan bibit kakao lebih baik
dibandingkan dengan kombinasi perlakuan lainnya. Pupuk organik nyata
meningkatkan pertumbuhan bibit kakao, hal ini terlihat pada parameter tinggi bibit,
9
lilit batang, Laju Tumbuh Relatif (LTR) dan Laju Asimilasi Bersih (LAB). Perlakuan
pupuk NPK memberikan pengaruh tidak nyata terhadap pertumbuhan bibit kakao
Tidak tersedia versi lain