CD Skripsi
Pengaruh Pupuk Cair Daun Kelor (Moringa oleifera) Terhadap Pertumbuhan Spirulina platensis
Spirulina platensis merupakan mikroalga yang banyak dibudidayakan dan memiliki kandungan protein yang tinggi sehingga berpotensi digunakan sebagai pakan alami. Pada penelitian ini dilakukan kultur S. platensis menggunakan pupuk cair daun kelor (Moringa oleifera) sebagai sumber nutrisi. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Oktober-November 2023 di Laboratorium Mikrobiologi Laut, Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pupuk cair daun kelor (M. oleifera) terhadap pertumbuhan sel S. platensis dan menentukan konsentrasi pupuk cair daun kelor (M. oleifera) yang optimal untuk pertumbuhan sel S. platensis.
Penelitian ini dilakukan menggunakan metode percobaan (eksperimen) dengan teknik pengambilan data secara observasi langsung. Rancangan penelitian yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan dengan 3 pengulangan. Perlakuan yang diuji yaitu pemberian pupuk cair daun kelor dengan konsentrasi 3 ml/L (perlakuan A), 5 ml/L (perlakuan B), 7 ml/L (perlakuan C), kontrol positif pemberian pupuk Walne 1 ml/L (perlakuan D), dan kontrol negatif tanpa pemberian pupuk (perlakuan E). Kultur dilakukan selama 7 hari. Parameter kualitas air yang diukur meliputi salinitas, pH, dan suhu. Kepadatan populasi sel S. platensis dihitung menggunakan Sedgwick Rafter Counting Cell kemudian diamati menggunakan mikroskop dengan perbesaran 100x. Pengukuran kandungan klorofil-a dari kultur S. platensis menggunakan Spektrofotometer.
Hasil pengukuran kualitas air pada kultur menunjukkan kondisi air dalam keadaan baik. Kepadatan populasi sel paling tinggi diperoleh pada perlakuan C hari ke-6 yaitu 754.000 sel/ml dan berbeda nyata dengan kontrol negatif (p < 0,05). Hal ini berarti bahwa pupuk cair daun kelor dengan konsentrasi 7 ml/L dapat menjadi sumber nutrien yang berpotensi untuk pertumbuhan sel S. platensis. Hasil pengukuran kandungan klorofil-a tertinggi diperoleh pada pemberian pupuk Walne 1 ml/L (perlakuan D) yaitu sebesar 2,355 μg/ml. Adapun pemberian pupuk cair daun kelor 7 ml/L (perlakuan C) menghasilkan kandungan klorofil-a paling tinggi mencapai 1,230 μg/ml dibandingkan pupuk cair daun kelor dosis 3 ml/L (perlakuan A) dan 5 ml/L (perlakuan B).
Kandungan klorofil-a yang rendah pada kultur S. platensis yang diberi pupuk cair daun kelor diduga karena kandungan ekstrak daun kelor tidak dapat diserap dengan baik. Hal ini disebabkan karena nutrien yang ada didalam ekstrak daun kelor tidak dapat dimanfaatkan secara langsung oleh S. platensis. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini menunjukkan kepadatan populasi S. platensis yang diberi pupuk cair daun kelor mengalami peningkatan dan tidak terjadi peningkatan yang signifikan dari kandungan klorofil-a. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pemberian pupuk cair berbahan daun kelor berpengaruh positif terhadap kepadatan populasi dengan konsentrasi optimal 7 ml/L.
Tidak tersedia versi lain