CD Skripsi
Analisis Perubahan Garis Pantai Dan Karakteristik Sedimen Di Desa Pambang Pesisir Kabupaten Bengkalis
RINGKASAN
Annisa Ulfa Khaira (2104135753). Analisis Perubahan Garis Pantai Dan Karakteristik Sedimen di Desa Pampang Pesisir Kabupaten Bengkalis. Di bawah Bimbingan Prof. Dr. Ir. Rifardi, M.Sc. dan Prof. Dr. Dessy Yoswaty, S.Pi., M.Si.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2024 di perairan pantai Desa Pambang Pesisir Kabupaten Bengkalis sebagai tempat pengambilan sampel, sedangkan analisis perubahan garis pantai dan karakteristik sedimen dilakukan di Laboratorium Oseanografi Fisika Jurusan Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan garis pantai, dan karakteristik sedimen serta menganalisis hubungan perubahan garis pantai dengan karakteristik sedimen.
Penelitian ini dilakukan dengan metode survei menggunakan dua jenis data berbeda, yaitu data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan metode survei untuk pengambilan data secara langsung di lapangan. Data primer yang dikumpulkan mencakup kecepatan arus, gelombang, kemiringan pantai, dan sedimen. Selanjutnya, untuk data sekunder diolah dengan menggunakan metode deskriptif dan statistik.
Perubahan garis pantai di Desa Pambang Pesisir, Kabupaten Bengkalis, menunjukkan dominasi akresi, meskipun terjadi variasi di setiap stasiun pengamatan. Perubahan garis pantai di Desa Pambang Pesisir, Kabupaten Bengkalis, selama periode 2004 hingga 2024 menunjukkan dominan ke arah akresi atau penambahan daratan, meskipun wilayah ini tergolong sangat rentan terhadap abrasi karena langsung berhadapan dengan Selat Malaka yang memiliki arus dan gelombang cukup kuat. Berdasarkan hasil analisis data, akresi terjadi secara signifikan di tiga stasiun pengamatan, dengan laju perubahan garis pantai sebesar 7,81 meter per tahun di Stasiun I, 6,1 m/thn di Stasiun II, dan 6,90 m/thn di Stasiun III. Pada periode 2004-2014, Stasiun I mengalami abrasi sedang sebesar (-1,12 m/thn, Stasiun II relatif stabil dengan akresi sebesar 1,64 m/thn, sementara Stasiun III menunjukkan akresi sebesar 6,90 m/thn. Sementara itu, pada periode 2014-2024, akresi semakin jelas, dengan Stasiun I mencatat peningkatan akresi sebesar 4,34 m/thn, Stasiun II sebesar 8,23 m/thn, dan Stasiun III sebesar 1,58 m/thn dengan kondisi garis pantai yang relatif stabil. Faktor utama yang menyebabkan akresi ini adalah pemasangan struktur perlindungan pantai seperti turap (sea wall) dan breakwater yang dibangun antara tahun 2010 hingga 2015 oleh pemerintah daerah.
Karakteristik sedimen di Desa Pambang Pesisir menunjukkan bahwa proses sedimentasi sangat dipengaruhi oleh arus, gelombang, dan aktivitas manusia seperti pembangunan turap. Sedimen di wilayah ini didominasi oleh lumpur dan pasir berlumpur, dengan ukuran butiran berkisar antara pasir menengah hingga lumpur halus. Jenis ukuran butiran ini menggambarkan perbedaan energi lingkungan, di mana arus dan gelombang tinggi mendukung pengendapan sedimen kasar, sedangkan arus lebih rendah memungkinkan akumulasi sedimen halus. Sorting sedimen umumnya tergolong poorly sorted hingga very poorly sorted, yang menunjukkan bahwa energi transportasi dan pengendapan tidak seragam. Nilai skewness sebagian besar positif, menandakan dominasi partikel halus, sedangkan kurtosis bervariasi dari leptokurtic hingga platykurtic, menunjukkan perbedaan dalam pola distribusi sedimen. karakteristik sedimen di wilayah ini menunjukkan adanya dinamika sedimentasi yang kompleks, dipengaruhi oleh faktor hidrodinamika dan intervensi manusia.
Hasil penelitian menunjukkan perubahan garis pantai dan karakteristik sedimen memiliki hubungan yang sangat kuat maka dalam penelitian ini hipotesis H1 diterima dan H0 ditolak. Korelasi yang tinggi menunjukkan hubungan yang erat antara faktor tersebut dengan perubahan garis pantai, sedangkan korelasi rendah menunjukkan hubungan yang lebih lemah. Sorting memiliki korelasi positif sangat kuat (r=0,995) terhadap perubahan garis pantai. Skewness menunjukkan korelasi positif yang sangat kuat (r=0,999) terhadap perubahan garis pantai. Kurtosis, yang menggambarkan ketajaman distribusi ukuran butir sedimen, memiliki korelasi yang relatif lebih lemah terhadap perubahan garis pantai, dengan nilai r=0,493. Terakhir, mean size atau ukuran butiran rata-rata memiliki korelasi positif yang sangat kuat (r=0,990) terhadap perubahan garis pantai. Artinya, semakin besar ukuran rata-rata butiran sedimen (lebih kasar), semakin besar pula perubahan garis pantai yang terjadi.
Tidak tersedia versi lain