CD Skripsi
Dinamika Dalam Pemekaran Wilayah: Analisis Upaya Pembentukan Kabupaten Indragiri Selatan Tahun 2001-2008
Sebuah territorial reform sebagaimana diamanatkan dalam UU.32 tahun
2004 dan PP 78 tahun 2007 sebenarnya mengusung pesan bagaimana teritori
ditata dalam kebijakan penggabungan, penghapusan, dan pemekaran. Pemekaran
merupakan konsekuensi logis dari penerapan otonomi daerah yang secara eksplisit
dan implisit memberikan space kepada masyarakat daerah. Sehingga hal ini tidak
disia-siakan oleh beberapa stakeholders di daerah menggagas pembentukan
sebuah daerah otonom baru sebagai pemekaran dari kabupaten induknya.
Perjuangan pembentukan Kabupaten Indragiri Selatan yang ingin memisahkan
diri dari Kabupaten Indragiri Hilir merupakan topik utama dalam penelitian ini.
Ada beberapa kecamatan yang telah menyatakan bergabung untuk membentuk
kabupaten baru, antara lain:Kecamatan Enok, Reteh, Keritang, Tanah Merah,
Kemuning dan Sungai Batang. Kalau diamati secara kasat mata, kabupaten
Indragiri Hilir merupakan daerah yang memiliki luas wilayah dan jumlah
penduduk yang besar.
Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk mendeskripsikan Dinamika (
Upaya – upaya dan Faktor-faktor ) yang mempengaruhi serta ingin
menggambarkan tahapan - tahapan perjuangan yang dilakukan berbagai pihak.
Sebuah konsekwensi logis dalam sebuah perjuangan pembentukan daerah otonom
baru tentu saja adanya faktor – faktor yang mendukung dan menghambat. Proses
perjuangan ini dimulai pada tahun 2001 sampai sekarang, namun belum dapat
mewujudkan sebuah daerah otonom baru yang diinginkan. Perjalanan panjang
perjuangan telah banyak menghabiskan energi baik moril maupun materil. Segala
upaya dan usaha ditempuh untuk mewujudkan keinginan pembentukan Kabupaten
Indragiri Selatan, dari penelitian inilah nantinya ditemukan Dinamika ( upaya –
upaya serta factor ) yang mempengaruhi proses pembentukan kabupaten Indragiri
Selatan. Teori (pendekatan) yang digunakan sebagai alat analisis dalam penelitian
ini adalah teori tentang Desentralisasi, Dinamika dan Partisipasi Masyarakat.
Sedangkan metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif
kualitatif, yakni berusaha menganalisis dinamika ( upaya – upaya dan faktorfaktor
) yang mempengaruhi serta mengagambarkannya dengan sejelas-jelasnya.
Berdasarkan penelititan ini dapat disimpulkan bahwa dalam perjuangan
pembentukan Kabupaten Indragiri Selatan memiliki landasan historis, Selain itu,
dinamika yang terjadi disebabkan oleh beragamnya cara pejuang sehingga
kadang-kadang menimbulkan konfik diantara internal. Berbagai upaya yang telah
dilakukan berbagai pihak di Indragiri Selatan ternyata belum mampu melahirkan
kabupaten baru di Riau. Terakhir adalah faktor – faktor yang mempengaruhi
pembentukan kabupaten Indragiri Selatan di satu sisi ternyata sangat memiliki
daya dorong yang kuat. Apalagi faktor pendukung telak termaktub secara
keseluruhan dalam Hasil Kajian LPEM UI dengan kategori mampu. Tetapi di sisi
lain daya dorong tersebut belum mampu menghadirkan rasa kebersamaan dalam
perjuangan. Walaupun hanya dua faktor yang ditampilkan, tetapi inilah masalah
yang paling urgent saat ini dalam memperjuangkan pembentukan kabupaten
Indragiri Selatan.
Tidak tersedia versi lain