CD Skripsi
Kesetimbangan Adsorpsi Cu(Ii) Pada Lempung Talanai Yang Diaktivasi Dengan Naoh
Lempung memiliki pengotor yang terdapat dalam kisi dan permukaan lempung sehingga daya adsorpsinya rendah. Kemampuan adsorpsi lempung dapat ditingkatkan dengan melakukan aktivasi secara kimia maupun fisika. Lempung yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari Desa Talanai Kabupaten Kampar yang diaktivasi dengan NaOH.
Lempung alam yang diaktivasi dengan NaOH selama 8 jam pada suhu 105 ± 40C digunakan untuk mengadsorbsi logam Cu berdasarkan pengaruh waktu kontak, konsentrasi, temperatur dan mengaruh pH guna mempelajari kesetimbangan adsorbsi lempung yang sudah diaktivasi dan membandingkannya dengan lempung alam. Metoda adsorpsi yang digunakan adalah metoda batch, yaitu adsorbat langsung dicampurkan dengan adsorben kemudian filtrat dipisahkan dari pasta dengan cara sentrifuse. Filtrat langsung dianalisis dengan SSA.
Model kesetimbangan Freundlich lebih cocok untuk adsorbsi Cu(II) pada lempung yang diaktivasi dibandingkan model kesetimbangan Langmuir. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien determinasi (R2) model kesetimbangan Freundlich (0,983) yang lebih tinggi daripada model kesetimbangan Langmuir (0,3) sedangkan untuk lempung alam dapat menggunakan keduanya karena nilai R2 yang hampir sama (0,922 dan 0,982). Proses adsorpsi pada lempung aktivasi adalah reaksi eksoterm hal ini ditandai dengan nilai ΔH =-2,58 kJ/mol dan ΔS =-67,99 J/mol K sedangkan pada lempung alam nilai ΔH = 9,477 kJ/mol dan ΔS =10,69 j/mol. ΔG negatif (-) pada lempung aktivasi membuktikan reaksi yang terjadi bersifat spontan dan ΔG positif (+) pada lempung alam menunjukkan keadaan sebaliknya.
Tidak tersedia versi lain