CD Tesis
Kondisi Kesehatan Terumbu Karangdi Kawasan Wisata Bahari Terpadu (Kwbt) Mandeh Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatera Barat
Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan April 2019 yang bertujuan untuk menganalis kondisi kesehatan terumbu karang di Perairan Kawasan Mandeh. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan “indeks kesehatan terumbu karang” dimana penilaiannya ditentukan oleh dua komponen besar yaitu bentik dan ikan. Pengambilan data komponen bentik yaitu persentase tutupan karang batu hidup dan patahan karang dilakukan dengan menggunakan metode Underwater Photo Transek (UPT). Sementara untuk pengambilan data ikan dilakukan dengan menggunakan metode Underwater Visual Census (UVC).
Penentuan stasiun (pulau) dan sub stasiun (titik stasiun) dilakukan dengan purposive sampling dimana tiap sub stasiun terdiri atas dua kedalaman yaitu 4 dan 9 meter sehingga total titik pemantauan adalah 18 titik. Panjang transek pemantauan tiap titik adalah 50 meter. Setiap transek akan menghasilkan photo sebanyak 50 unit sehingga total photo yang dianalisis dengan perangkat lunak CPCe adalah 900 photo. Hasil analisis bentik dan ikan akan diklasifikasikan menurut kriteria yang ditentukan untuk melihat kategori yang diproleh. Kategori yang diproleh akan disesuaikan dengan nilai indeks yang ada sehingga dari nilai tersebut barulah akan diketahui bagaimana kondisi kesehatan karang di suatu lokasi pemantauan.
Berdasarkan “Indek Kesehatan Terumbu Karang” diketahui bahwa terumbu karang di Perairan Kawasan Mandeh berkisar dari nilai 3-6. Pulau Marak merupakan pulau terbaik, dimana dari 6 titik pemantauan diproleh nilai indeks yaitu 6,6,6,3,6,6. Sementara Pulau Setan merupakan pulau dengan kondisi sedang, dimana dari 6 titik pemantauan diproleh nilai indeks yaitu 6,6,3,3,5,3. Sedangkan Pulau Pagang adalah pulau dengan kondisi terendah, dimana dari 6 titik pemantauan diperoleh nilai indeks yaitu 6,3,3,3,5,3. Indeks dengan nilai 6 menggambarkan bahwa suatu titik pemantauan atau lokasi memiliki karang yang
xiv
sehat dengan potensi pemulihan yang tinggi bila terjadi gangguan. Sementara nilai 5 menggambarkan karang dalam kondisi cukup sehat dan mungkin dalam proses pemulihan dari gangguan. Sedangkan nilai 3 menggambarkan bahwa karang dalam kondisi kurang sehat meskipun tetap berpotensi untuk membaik kondisinya.
Secara ekosistem, terumbu karang yang berada di Perairan Kawasan Mandeh belum terbilang sehat atau produktif karena secara habitat sudah jelas terlihat bahwa karangnya dalam keadaan kurang sehat (didominasi oleh nilai 3). Kemudian dari segi sumberdaya ikan, tidak satupun dari 18 titik pemantauan diproleh biomassa ikan karang jenis target dengan kategori sedang apalagi tinggi. Artinya, terumbu karang di Perairan Kawasan Mandeh dalam keadaan darurat sehingga diperlukan praktek-praktek konservasi termasuk kegiatan transplantasi karang ataupun pembangunan reef garden guna mempercepat pemulihan habitat dan ekosistemnya. Terwujudnya konservasi terumbu karang, baik itu dengan cara ekowisata tentunya dapat meningkatkan perekonomian masyarakat pesisir Mandeh saat ini. Lebih jauh tentunya bisa memenuhi kebutuhan generasi yang akan datang.
Kata Kunci: Kesehatan Karang, Kerusakan Karang, Biomassa Ikan, Kawasan Mandeh.
Tidak tersedia versi lain