CD Tesis
Analisis Disparitas Intraregional Di Provinsi Riau Dalam Satu Dekade Terakhir (Periode 2010-2023)
Indeks Williamson menunjukkan bahwa ketimpangan antarwilayah di Riau
mengikuti pola konvergensi dengan kurva cenderung berbentuk huruf U
terbalik, artinya ketimpangan pada awalnya meningkat tetapi kemudian menurun
seiring waktu. Kabupaten Bengkalis, Siak, Rohul, Inhil, dan Meranti merupakan
penyumbang utama ketimpangan, Bengkalis dan Siak berkontribusi karena di
atas rata-rata, sedangkan Rohul, Inhil, dan Meranti berkontribusi karena di
bawah rata-rata. Indeks Theil menunjukkan bahwa sejak tahun 2011-2014
ketimpangan terjadi antarwilayah, tetapi sejak tahun 2015-2023 ketimpangan
dominan dalam satu kelompok wilayah. Faktor-faktor seperti akses infrastruktur,
topografi, distribusi sumber daya alam, dan kebijakan pemerintah ditemukan
sebagai determinan utama ketimpangan. Daerah dengan infrastruktur yang baik
dan topografi yang rendah cenderung lebih maju, sedangkan distribusi sumber
daya alam yang tinggi memperburuk ketimpangan di daerah maju dan rata-rata,
mengurangi ketimpangan di daerah tertinggal. Ketimpangan berdampak pada
peningkatan kemiskinan di daerah maju dan rata-rata, serta penurunan kualitas
kesehatan di daerah tertinggal. Analisis IRF menunjukkan bahwa kebijakan
ekspansif pemerintah cukup efektif dalam mengurangi ketimpangan di Riau.
Implikasi dari penelitian ini memberikan rekomendasi kepada pemerintah untuk
memprioritaskan pembangunan infrastruktur yang merata dan kebijakan
ekspansif yang efektif untuk mengurangi ketimpangan dengan
mempertimbangkan kondisi topografi dan distribusi sumber daya alam dalam
mendorong pemerataan di seluruh Riau.
Kata Kunci: Ketimpangan Intraregional, Provinsi Riau, Indeks Williamson,
Indeks Theil, Regresi Data Panel, dan Impuls Respon Function
(IRF).
Tidak tersedia versi lain