CD Skripsi
Analisis perhitungan harga pokok produksi tandan buah segar (TBS) pada PT. Farenza Riau Jaya
Di dalam perusahan perkebunan terdapat alokasi biaya yang harus diperhatikan dengan sebaik baiknya. Ini sangat penting karena jika salah dalam penempatan biaya tersebut akan mengakibatkan Laporan Keuangan tidak akurat dan sesuai mestinya. Ada dua biaya dikenal dalam perusahaan perkebunan. Pertama Biaya Tanaman Menghasilkan dan Tanaman Belum Menghasilkan.
Tanaman Menghasilkan adalah Biaya biaya yang dikeluarkan secara langsung berhubungan dengan proses produksi tanaman, karena biaya ini mempengaruhi kepada Laba perusahaan. Sedangkan Tanaman Belum Menghasilkan adalah biaya biaya dalam rangka investasi atau tanaman dalam tahap pertumbuhan, yaitu biaya yang harus di kapitalisir karena belum bisa di kategorikan sebagai biaya.
Pada penyajian laporan keuangan PT Farenza Riau Raya khususnya pada laporan harga pokok produksi secara umum terdapat 3 masalah , diantaranya Salah alokasi biaya yaitu belum terdapatnya pengalokasian biaya untuk Tanaman Menghasilkan (TM) dan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM), sehingga berakibat harga pokok produksi menjadi lebih besar dari yang semestinya. Salah pembebanan biaya yaitu biaya yang belum bisa dibebankan dan seharusnya dikapitalisir, karena biaya tersebut termasuk Tanaman Belum Menghasilkan, sehingga mengurangi nilai aktiva Tanaman Belum Menghasilkan pada Neraca, Metode perhitungan penyusutan Tanaman Menghasilkan (TM) masih kurang tepat, dimana perusahaan menggunakan metode penyusutan garis lurus, yaitu 4% pertahun, karena secara alamiah produksi tanaman kelapa sawit ini berfluktuasi setiap tahunnya, artinya ada masa tanaman kelapa sawit tersebut mencapai puncak produksi dan ada masa tanaman kelapa sawit tersebut mengalami penurunan produksi, sehingga pembebanan penyusutan akan lebih rendah dari manfaat yang diterima saat produksi puncak dan pembebanan yang berlebihan disaat tanaman mengalami penyusutan produktivitas
Tidak tersedia versi lain