CD Tesis
Potensi Antibakteri Dan Antijamur Metabolit Sekunder Dari Ranting Benalu Kopi (Loranthus Ferrugineus)
RINGKASAN
DESY ARIANI, NIM 2110246843, Potensi Antibakteri dan Antijamur Metabolit Sekunder dari Ranting Benalu Kopi (Loranthus ferrugineus), dibimbing oleh Hilwan Yuda Teruna dan
Rudi Hendra Sy.
Loranthus ferrugineus merupakan tumbuhan benalu yang telah banyak dimanfaatkan sebagai bahan pengobatan dengan adanya kandungan metabolit sekunder. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengkarakterisasi senyawa murni yang diperoleh dari ekstrak etil asetat ranting L. ferrugineus dan mengetahui aktivitas antibakteri dan antijamur pada ekstrak dan senyawa murni tersebut. Pemisahan ekstrak etil asetat ranting L. ferrugineus dimulai dengan teknik pemisahan menggunakan VLC dan didapatkan 7 fraksi utama. Dilanjutkan pemisahan menggunakan flash chromatography pada F3 dan didapatkan 205 vial yang digabungkan menjadi 11 subfraksi utama. Pada SF6 dilakukan pemisahan lebih lanjut menggunakan kromatogravi kolom gravitasi menghasilkan SSF6 dengan titik leleh 251-253oC. Analisis spektrum UV-Vis menunjukkan λmax 280 nm. Analisis spektrum IR menunjukkan adanya ikatan O-H (3250 cm-1), C=O (1660 cm-1), C=C (1524 cm-1). Hasil analisis mengidentifikasikan bahwa senyawa SSF6 adalah asam galat. Sedangkan SF9 memiliki titik leleh 177-179℃. Analisis spektrum UV-Vis menunjukkan λmax 255 dan 371 nm. Analisis spektrum IR menunjukkan adanya ikatan O-H (3242 cm-1), C=O (1667 cm-1), C=C (1614-1514 cm-1), dan C-O (1093 cm-1). Hasil dari spektroskopi NMR mengidentifikasikan bahwa senyawa SF9 adalah kuersetin. Hasil pengujian aktivitas antibakteri terhadap
B. cereus, B. subtilis, dan E. coli menunjukkan hasil yang signifikan. Pada SSF6 (asam galat) MIC (100, >50, dan >100) dan MBC >100 µg/mL terhadap ketiga
bakteri uji. Pada SF9 (kuersetin) MIC (50, 25, >100) µg/mL dan MBC (100, 50, dan
>100) µg/mL. Hasil pengujian aktivitas antijamur menunjukkan hasil yang signifikan terhadap C. albicans, C. glabrata dan C. krusei dengan nilai MIC (>50, 100 dan 25) µg/mL dan MFC (100, >100 dan 50) µg/mL pada SSF6 (asam galat),
MIC (25, 50 dan 12,5) µg/mL dan MFC (50, 100 dan 25) µg/mL pada SF9 (kuersetin). Hasil uji aktivitas antibakteri dan antijamur dengan metode mikrodilusi menunjukkan bahwa kuersetin memiliki aktivitas yang lebih baik daripada asam galat.
Kata kunci : Loranthus ferrugineus, antibakteri, antijamur, mikrodilusi
Tidak tersedia versi lain