CD Skripsi
Prarancangan Pabrik Asam Levulinat Dari Tandan Kosong Sawit Dengan Desan Alat Utama Reaktor Hidrolisis Selulosa (R-201)
Asam levulinat atau 4-oxopentanoic acid merupakan senyawa yang memiliki gugus keton dan asam karboksilat. Asam levulinat sendiri memiliki banyak digunakan dalam industri seperti farmasi, bahan tambahan pada bahan bakar, produk pertanian, pelapisan material, pelarut, industri polimer, industri plastik dan lain-lain. Hingga saat ini kebutuhan asam levulinat di Indonesia masih mengimpor dari negara-negara seperti, China, India, Jepang, Malaysia, Netherlands, Philippines, Singapore, Switzerland, Thailand, United Kingdom, dan Vietnam. Asam levulinat biasanya diproduksi menggunakan limbah pertanian, seperti limbah jerami padi, buah trembesi, ubi gajah, tongkol jagung, tandan kosong sawit dan sumber lainnya yang mengandung selulosa. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya yang berpotensi sebagai penghasil bahan baku untuk produksi asam levulinat. Kajian mengenai kelayakan pembangunan pabrik Asam Levulinat merupakan hal yang diperlukan. Studi kelayakan ini bertujuan untuk (1) Menganalisis kelayakan investasi pembangunan pabrik Asam Levulinat berdasarkan aspek teknis, institusional, pasar, lingkungan, manajeman, dan hukum; (2) Menganalisis kelayakan pembangunan pabrik secara finansial; (3) Menganalisis sensitvitas kelayakan pembangunan pabrik Asam Levulinat terhadap perubahan biaya produksi dan penurunan kapasitas produksi. Data yang digunakan dalam kajian analisis diperoleh dari observasi literatur. Analisis dilakukan secara kuantitatif berdasarkan kriteria NPV, IRR, ROI, PBP, BEP, dan analisis sensitivitas. Hasil kajian menunjukkan bahwa pabrik Asam Levulinat layak dibangun dengan kapasitas produksi 25.000 ton/tahun. Berdasarkan spek non-finansial yang terdiri atas pasar, lingkungan, manajemen, dan hukum, tidak terdapat kendala yang menghambat pembangunan dan operasional pabrik. Dari persfektif finansial, pembangunan pabrik dapat dilaksanakan dengan nilai NPV Rp5.724.591.839.158,93; IRR 22,75%; ROI 80,5%, PBP 1,1 tahun; dan BEP 25%. Saran dari pembangunan pabrik ini adalah agar pemerintah daerah ikut berperan dalam menarik minat investor dan memfasilitasi serta menjadi mediator antara pihak-pihak terkait dalam melakukan kerja sama agar pembangunan pabrik dapat berjalan dengan lancar.
Tidak tersedia versi lain