CD Skripsi
Prarancangan Pabrik Vanillin Dari Lignin Dengan Desain Alat Utama Reator Batch (R-101)
Industri vanilla di Indonesia masih sangat terbatas, padahal penggunaannya semakin meningkat. Menurut data dari Pusat Kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Indonesia membutuhkan vanilla sekitar 95 ribu ton per tahun sementara kapasitas produksi dalam negeri hanya sekitar 55 ribu ton per tahun sehingga sebanyak 44 ribu ton surfaktan masih diimpor dengan spesifikasi diproduksi dari lignin. Vanillin mempunyai banyak kegunaan dalam dunia industri yaitu sebagai zat pengharum makanan, dan detergen. Vanillin yang banyak digunakan saat ini adalah vanillin yang disintesis dari kraft lignin sehingga tidak biodegradable dan banyak menimbulkan masalah lingkungan (Setiani et al., 2020). Pabrik Vanillin dari TKS ini dirancang dengan kapasitas 4.000 ton/tahun. Pabrik ini menggunakan bahan baku lignin dan bahan pendukung yang diperlukan adalah nitrobenzene, NaOH dan larutan asam asetat. Pabrik ini menggunakan proses oksidasi dari lignin untuk menghasilkan vanillin. Kajian mengenai kelayakan pembangunan pabrik Vanillin merupakan hal yang diperlukan. Studi kelayakan ini bertujuan untuk (1) Menganalisis kelayakan investasi pembangunan pabrik vanillin berdasarkan aspek teknis, institusional, pasar, lingkungan, manajeman, dan hukum; (2) Menganalisis kelayakan pembangunan pabrik secara finansial; (3) Menganalisis sensitvitas kelayakan pembangunan pabrik vanillin terhadap perubahan biaya produksi dan penurunan kapasitas produksi. Data yang digunakan dalam kajian analisis diperoleh dari observasi literatur. Analisis dilakukan secara kuantitatif berdasarkan kriteria NPV, IRR, BEP, dan analisis sensitivitas. Hasil kajian menunjukkan bahwa pabrik vanillin layak dibangun dengan kapasitas produksi 4.000 ton/tahun. Berdasarkan spek non-finansial yang terdiri atas pasar, lingkungan, manajemen, dan hukum, tidak terdapat kendalayang menghambat pembangunan dan operasional pabrik. Dari perspektif finansial, pembangunan pabrik dapat dilaksanakan dengan nilai NPV Rp 53.408.023.792,22; IRR 22,75%, ROI 29,43%, PBP 3,40 tahun; dan BEP 33,15%. Saran dari pembangunan pabrik ini adalah agar pemerintah daerah ikut berperan dalam menarik minat investor dan memfasilitasi serta menjadi mediator antara pihak-pihak terkait dalam melakukan kerja sama agar pembangunan pabrik dapat berjalan dengan lancar.
Tidak tersedia versi lain